TENGGARONG – Sejak pagi buta, para relawan Paslon 01 sudah bersiaga di berbagai Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kutai Kartanegara. Mata mereka menatap lekat-lekat tiap lembar suara, jemari mereka mencatat satu demi satu hasil penghitungan.
Semua itu dilakukan dengan satu keyakinan: mengawal harapan rakyat agar tak sia-sia. Dan kini, kerja keras itu mulai menunjukkan hasilnya.
Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) internal Badan Pemenangan Pemilu (BP Pemilu) DPC PDI Perjuangan Kukar, pasangan calon nomor urut 01, Aulia Rahman Basri dan Rendi Solihin, meraih 56,74 persen suara.
Data itu diperkuat oleh real count dari Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDIP yang menunjukkan angka 57,7 persen. Sementara itu, pasangan nomor 02 Awang Yacoub Luthman-Akhmad Zais hanya meraih 14,1 persen, dan pasangan nomor 03 Dendi Suryadi-Alif Turiadi sebesar 28,2 persen.
“Kami yakin, insyaallah tidak akan ada perubahan signifikan. Paslon 01 akan memenangkan PSU ini,” kata Ketua BP Pemilu DPC PDIP Kukar, Rusdiono. Ia menegaskan bahwa data yang dikumpulkan mencerminkan kondisi lapangan secara akurat, namun tetap menghormati proses resmi rekapitulasi suara oleh KPU Kukar.
Di tengah euforia hasil sementara itu, Aulia Rahman Basri tetap menunjukkan sikap rendah hati. Ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh tim, relawan, simpatisan, dan masyarakat yang telah setia menjaga dan mengawal proses demokrasi dengan damai dan terhormat.
“Loyalitas dan kesetiaan mereka adalah energi luar biasa. Ini bukan sekadar angka, ini adalah suara perubahan yang lahir dari peluh dan semangat rakyat Kukar,” ujar Aulia.
Ia juga menyampaikan penghormatan kepada penyelenggara Pilkada—KPU, Bawaslu, aparat kepolisian dan TNI—yang telah menciptakan suasana kondusif selama PSU berlangsung. Sejak pagi hingga malam, tak ada insiden berarti yang mengganggu proses pemungutan suara.
Namun, pesan paling menyentuh dari Aulia bukan hanya soal kemenangan. Ia justru mengulurkan tangan persaudaraan kepada dua kandidat lain, pasangan 02 dan 03, yang disebutnya sebagai putra-putra terbaik daerah.
“Pertarungan ini bukan soal siapa yang menang, tapi bagaimana kita bisa duduk bersama setelahnya. Kami ingin bersanding, bukan semata bertanding. Gagasan-gagasan hebat dari semua paslon harus dipadukan demi masa depan Kukar,” ucapnya.
Aulia menegaskan bahwa orang Kutai adalah masyarakat yang menjunjung tinggi adat, menghargai perbedaan, dan tetap bisa bersatu dalam semangat kebersamaan.
Di tengah kompetisi politik yang seringkali tajam, pernyataan ini menjadi oase yang meneduhkan. Jika PSU ini benar-benar menjadi penentu, maka semangat persatuan dan kolaborasi seperti inilah yang layak mengantar Kukar menuju masa depan yang lebih baik.