BALIKPAPAN- Suasana khidmat dan kebersamaan terasa di Pura Prajapati, kilometer 15, Kota Balikpapan, pada perayaan Odalan Pujawali yang digelar bertepatan dengan Bulan Purnama Sasih Kanem. Acara ini tidak hanya menjadi momentum religius bagi umat Hindu, tetapi juga membawa pesan kebangsaan yang relevan dengan situasi terkini.Acara yang berlangsung pada minggu sore tanggal 15/12/24 dihadiri oleh tokoh penting, termasuk Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Badung, Dr. Drs. I Gede Rudia Adiputra, M.Ag, beserta rombongannya dari Bali. Kegiatan ini juga diikuti oleh umat Hindu dari berbagai wilayah di Kalimantan Timur, dengan dukungan penuh dari tokoh-tokoh umat Hindu setempat seperti Ketua PHDI Provinsi Kaltim, Ketua PHDI Kota Balikpapan, Ketua PHDI Kabupaten Kukar, Ketua WHDI Provinsi Kaltim, Ketua Puskor Hindunesia, serta perwakilan Peradah Kaltim.
Ketua PHDI Kabupaten Badung, Dr. Drs. I Gede Rudia Adiputra, M.Ag, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Pujawali memiliki makna mendalam dalam tradisi Hindu. Secara etimologis, kata Pujawali berasal dari dua kata, yaitu “puja” yang berarti pemujaan, dan “wali” yang berarti peringatan. Berdasarkan pengertian tersebut, Pujawali diartikan sebagai ritual keagamaan yang dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan, pemujaan, dan persembahan kepada dewa-dewa yang dipercaya bersthana di pura.
“Pujawali ini menjadi momen penting bagi umat Hindu untuk melakukan penyucian diri sekaligus mengisi ulang energi spiritual, agar dapat melanjutkan kehidupan dengan semangat baru dan lebih baik,” jelas Dr. Gede Rudia.
Setelah sembahyang bersama, acara dilanjutkan dengan pagelaran seni drama Mahabharata yang dibawakan oleh rombongan dari Kabupaten Badung. Pagelaran ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang relevan dengan situasi demokrasi pasca Pilkada.
Drama ini menggambarkan konflik dan kebijaksanaan tokoh-tokoh epik Mahabharata, yang pada akhirnya mengajarkan pentingnya memilih pemimpin yang bijak dan adil. Ketua PHDI Badung mengaitkan pesan ini dengan konteks politik dan kepemimpinan di Indonesia.“Dalam Pilkada yang baru saja kita lalui, kita belajar untuk lebih bijak dalam memilih pemimpin.
Seperti dalam kisah Mahabharata, seorang pemimpin haruslah seseorang yang mampu membawa masyarakat ke jalan yang benar, menjaga harmoni, dan memajukan kehidupan bersama,” jelas Dr. Gede Rudia.
Dalam sambutannya, Ketua PHDI Kabupaten Badung juga mengajak umat Hindu di Kalimantan Timur untuk terus menjaga harmoni antarumat beragama. Pasca Pilkada, ia berharap agar umat Hindu bisa menjadi teladan dalam membangun kembali persatuan dan kebersamaan.
“Kita harus kembali bersatu, melupakan perbedaan pilihan, dan bersama-sama bekerja untuk kesejahteraan masyarakat. Semoga pemimpin yang terpilih dapat menepati janji-janji kampanye mereka, demi kemajuan dan kedamaian di daerah ini,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pihak kepolisian, stakeholder terkait, serta umat Hindu yang telah turut menjaga pelaksanaan Pilkada berjalan damai di seluruh daerah.
Acara Pujawali ini ditutup dengan makan bersama sebagai simbol persatuan dan rasa syukur umat Hindu. Keseluruhan rangkaian kegiatan berlangsung lancar dan penuh khidmat.
Momentum ini tidak hanya mempererat tali persaudaraan umat Hindu lintas daerah, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga harmoni dan kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pura Prajapati, sebagai tempat suci, kembali menjadi simbol penting bagi umat Hindu di Balikpapan untuk memperkokoh spiritualitas, menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama, serta menyerap energi baru untuk menghadapi masa depan yang lebih baik.
